Selasa, 05 Agustus 2008
kalajengking
Dalam sebuah perjalanan teringat akan suatu pengorbanan luar biasa yang pernah dilakukan, namun dalam sebuah perjalanan bertemu dengan sebuah badai yang cukup besar.. ketika datang krisis kepercayaan, krisis komunikasi, sejenak ku berpikir itu adalah tantangan yang luar biasa
Kini aku menemukan sebuah momen .. perahuku harus tetap berlayar dengan kembali kepada arah angin bukan dengan melawan angin, dan kini aku menemukan kembali ternyata aku telah banyak membuang waktu, membunuh diriku dengan ulahku sendiri, ..
Bukan hanya sekedar para motivator yang hanya aku dengarkan dalilnya kemudian mereka dapat fee dengan apa yang mereka jualll, aku untuk diriku yang akan aku lakukan , hari ini aku tak sabar badan ku gemetar, tangan ku mengepal dan tak ada alasan lagi untuk melakukan dengan keseriusan.
Aku kembali ingat bahwa aku adalah orang miskin yang sombong ... saya ingin kembali miskin dan selalu berjiwa orang miskin, karena semangat orang miskin adalah semangat bagi saya agar saya tidak selalu miskin, dengan menikmati kembali keringat dan perjuangan si miskin yang tiap harinya harus berkeringat untuk makan.
Kan ku simpan tawaku karna ku miskin, kan ku simpan candaku karena ku miskin yang belum saat nya aku tertawa terbahak-bahak... kan kucari diriku kembali. kesuksesan ku adalah ibu dan adikku.
FONDASI KOKOH TAK SEKADAR KUAT
Saat ini kebetulan saya sedang membangun sebuah rumah tinggal. Dalam proses itu saya memerhatikan, ada satu hal sangat penting yang jadi perhatian sang mandor. Ia sangat peduli dengan fondasi cor yang dibuatnya. Kurang padat sedikit atau saat komposisinya kurang mantap menurut pandangannya, ia akan segera menegur tukang yang mengerjakan fondasi. Sebab, menurut dia fondasi haruslah kokoh, sangat kokoh malahan. Dengan begitu, jika kemudian bangunan menjulang ke atas, fondasi ini akan menjadi penopang yang bisa membuat bangunan bertahan sampai lama. Ia menyebut bangunan-bangunan tua peninggalan masa Belanda, selain temboknya yang tebal, fondasinya juga sangat kokoh menghujam ke dalam tanah.
Penuturan sang mandor mengingatkan saya pada sebuah kalimat yang sering disebut seorang teman, “Kalau mau jadi bos, mau jadi pimpinan, mau jadi pengusaha, fondasinya harus kuat dulu. Sebab, kalau yang didapat hanya secara instan, biasanya kekuatan saat kita di puncak itu sangat mudah tergoyang oleh angin kehidupan.”
Cukup lama saya merenungi ucapan rekan tersebut. Ternyata, hal tersebut saya temui ketika saya membuka usaha. Saat usaha belum kokoh fondasinya, sesukses apa pun, ternyata sulit mempertahankannya. Namun, jika fondasi usahanya sudah cukup kokoh dan tertata dengan rapi, maka goncangan seberat apa pun, ternyata bisa diselesaikan dengan cara yang elegan dan mampu memuaskan banyak pihak.
Lantas, fondasi yang kokoh untuk berbisnis itu apa saja? Pertemanan, kepercayaan, kerja keras, atau hal lainnya? Berkaca dari pengalaman—baik pribadi dan orang lain—ternyata masing-masing orang punya “fondasi” masing-masing. Namun, salah satu yang paling sering disebut—dan saya alami juga—adalah dua hal, yakni soal kepercayaan dan komunikasi.
Kepercayaan
Bicara tentang soal kepercayaan, sebenarnya seperti membicarakan sesuatu yang mudah diomongkan namun kadang sulit untuk dilakukan. Betapa tidak, sebab kadang dalam hati ini selalu muncul rasa curiga, ingin tahu urusan orang, dan berbagai hal lainnya yang kemudian berujung pangkal pada soal kepercayaan ini.
Dalam beberapa kasus, kadang saat kita mencoba memercayakan sebuah pekerjaan kepada orang lain, hati kecil sering bertanya, apa dia mampu ya? Bagaimana kualitas kerjanya nanti? Bagaimana jika ia tidak bisa meng-handle masalah? Bagaimana jika ini, bagaimana jika itu? Ibarat sebuah pepatah: dilepas kepalanya, dipegang ekornya. Karena hati kecil ini sering muncul rasa tidak percaya, maka kemudian pikiran malah serasa terbebani. Akibatnya, seolah-olah kerja jadi tidak pernah maksimal. Itu kadang terjadi jika kita punya anak buah atau rekan kerja yang mungkin—kita merasa—levelnya masih di bawah kita, baik level kemampuan atau bahkan usia. Maka, tak heran jika kemudian muncul iklan bertajuk: “Yang muda, yang tak dipercaya.”
Soal kepercayaan ini juga yang sering mengganggu kita saat membentuk sebuah usaha bersama-sama dengan beberapa rekanan. Kadang, meski rekanan itu seorang sahabat sekalipun, unsur rasa kepercayaan ini seringkali terasa mengganggu. Apalagi, jika sebuah usaha tiba-tiba menjadi besar dan mulai kebanjiran order. Banyak kasus yang menunjukkan jika usaha masih kecil sepertinya tenang-tenang saja, namun begitu menjadi besar malah kemudian terjadi perpecahan. Masalah ini biasanya terjadi karena masalah kepercayaan. Apalagi, kalau sudah menyangkut masalah uang besar.
Untuk masalah kepercayaan, satu hal yang kemudian saya praktikkan. Mungkin, bagi banyak orang kadang hal ini terasa “kejam”, namun memang harus dilakukan jika tidak ingin fondasi kepercayaan yang dibangun menjadi terpecah di tengah jalan.
Buat kontrak hitam di atas putih, kalau perlu bermaterai yang menunjukkan soal wewenang, tugas, dan tanggung jawab masing-masing pihak. Kadang hal ini memang terasa memberatkan dan sepertinya terlalu menganggap seseorang seperti “orang lain”. Apalagi, kalau sudah bekerja sama dengan orang yang sudah sangat kita kenal. Hal seperti ini kadang dianggap terkesan meremehkan. Tapi, dari berbagai pengalaman, hal ini harus dilakukan. Setidaknya, jikalau tidak ada kontrak tertulis, harus ada kesepakatan yang mengikat sehingga jika suatu ketika terjadi hal yang kurang mengenakkan, maka kita punya hal yang mengatur kejelasan hubungan antar rekanan bisnis. Jika di awal mungkin terasa kurang memberi kenyamanan, tapi, jika sudah terbiasa hal ini akan justru akan meningkatkan rasa kepercayaan.
Atur dan buat sistematisasi serta ketentuan yang jelas dari awal. Misalnya, jika ada untung dan rugi, siapa yang bertugas kerja dan siapa yang sekadar jadi investor. Bahkan, kalaupun dalam sebuah usaha keluarga, jika tak ada aturan yang jelas, kadang masalah rumah akan terbawa-bawa dan juga sebaliknya, sehingga tidak akan memunculkan rasa nyaman. Dengan mengatur lebih jelas dan ketat sejak awal membentuk usaha, soal kepercayaan bisa diatasi. Dengan begitu diharapkan hati ini menjadi lebih tenang dan tenteram saat menjalani bisnis.
Komunikasi
Hal ini sepertinya sepele. Namun, jika kita tak memberi perhatian untuk satu masalah ini, biasanya akan banyak kerikil-kerikil kecil yang bisa jadi batu besar berguguran. Akibat kurang intensifnya komunikasi, seseorang atau satu tim dalam sebuah perusahaan, bisa berjalan tak karuan. Karena itu, saya memasukkan unsur komunikasi sebagai salah satu fondasi utama setiap kali mendirikan usaha atau menjalankan sebuah organisasi.
Dengan komunikasi yang terjaga, baik melalui tatap muka, telepon, SMS, atau media lainnya, fondasi kita akan makin kokoh. Namun, itu saja belum cukup. Komunikasi yang utama sebenarnya yang paling penting adalah unsur keterbukaan dan kesalingpengertian.
Keterbukaan. Masalah keterbukaan dalam berkomunikasi sebenarnya ujung-ujungnya akan bermuara pada masalah kepercayaan. Dalam hal ini, bukan berarti kita harus terbuka tanpa tedeng aling-aling. Tapi, yang tepat adalah menempatkan semua informasi pada waktu dan kondisi yang tepat. Misalnya, kalau ada masalah keuangan yang menyangkut gaji. Biasanya, karena perusahaan masih kecil, atau karena saling kenal dekat, gaji terlambat dianggap sesuatu yang sangat bisa dimaklumi. Padahal, gaji di manapun jika terlambat, pasti akan dijadikan bahan omelan. Jadi, kalaupun harus terlambat, komunikasikan dengan jelas apa penyebabnya sehingga tak kan ada omongan tak enak di belakang kita.
Kesalingpengertian. Kadang, sebuah pesan saat disampaikan, bisa dimaknai berbeda-beda oleh masing-masing orang. Karena itu, pastikan jika ingin menyampaikan sesuatu, haruslah sejelas mungkin sehingga dipahami oleh semua orang. Dengan cara ini, kemungkinan miskomunikasi bisa diminimalkan.
Tentu, fondasi masing-masing orang dalam menjalankan usaha bermacam-macam. Namun, dengan adanya unsur kepercayaan dan komunikasi yang terpelihara dengan baik, biasanya usaha usaha bisa berdiri lebih kokoh. Semoga bermanfaat.
Salam bijak penuh manfaat.[awid]
* Agoeng Widyatmoko adalah penulis buku-buku wirausaha laris, konsultan UKM, dan trainer SPP. Ia dapat dihubungi di email: agoeng.w@gmail.com atau sms di 0812 895 0818.
“No one can make you jealous, angry, vengeful, or greedy – unless you let him. – Tak seorangpun membuat Anda cemburu, marah, mendendam, atau rakus – kecuali Anda mengijinkannya.”
~ Napoleon Hill
Dalam pergaulan sehari-hari wajar jika kita tidak selalu bersanding dengan kemesraan bersama teman-teman maupun keluarga, kerabat, kolega bisnis, dan lain sebagainya. Ada kalanya terjadi benturan kecil atau besar. Tak jarang kita juga bertemu dengan orang-orang yang bersikap negatif, misalnya senang menghina, ikut campur urusan pribadi, memotong pembicaraan, merusak kebahagiaan, menghancurkan impian, senang menertawakan merendahkan, dan lain sebagainya. Benturan-benturan maupun sikap negatif tersebut dapat menimbulkan sakit hati yang luar biasa.
Tidak semua orang di antara kita berjiwa besar untuk melepaskan sakit hati tersebut. Meskipun demikian, usahakan untuk melepaskan sakit itu secepat mungkin sebelum meracuni jiwa kita. Pengalaman di sepanjang hidup saya memberikan pelajaran berharga bahwa memelihara sakit hati hanya menimbulkan kerugian dan kesulitan belaka.
Sebuah kisah berikut ini mungkin dapat memberikan gambaran yang lebih jelas betapa tidak enaknya menyimpan rasa sakit hati. Dikisahkan tentang seorang guru yang memberikan tugas cukup unik kepada para anak didiknya untuk mata pelajaran budi pekerti. Hari itu siswanya di kelas 3 SD diminta untuk memasukkan kentang ke dalam sebuah kantong plastik, sesuai dengan jumlah orang yang tidak disukai. Jika siswa membenci banyak orang, maka semakin banyak pula kentang yang ia masukkan ke dalam plastiknya.
Tugas selanjutnya adalah para siswa diwajibkan membawa kentang-kentang tersebut ke mana pun mereka pergi selama satu minggu. Hari pertama, kedua dan ketiga para siswa masih belum banyak mengeluh. Tetapi menginjak hari ke-4 sampai hari ke-6, hampir seluruh siswa itu mengeluh, karena merasa sangat tersiksa membawa beban yang cukup berat apalagi kentang-kentang itu mulai membusuk dan berbau. Setelah satu minggu barulah kentang-kentang itu dilepaskan, murid-murid itu pun merasa sangat lega.
Kisah tersebut mengisyaratkan alangkah ruginya menyimpan rasa sakit hati terus-menerus. Salah satunya mungkin sakit hati itu menyebabkan tubuh kita menjadi cepat letih dan sakit. Selanjutnya, menyimpan rasa sakit hati dapat menghambat upaya kita mencapai tujuan-tujuan yang lebih tinggi dan usaha untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Sebaliknya, bila kita berbesar hati melepaskan sakit hati itu maka kita akan lebih mudah memetik manfaat darinya. Meskipun usaha itu tidak mudah, tetapi selama Anda berkemauan maka tidak akan ada yang sulit. Semoga beberapa tip berikut ini memudahkan usaha Anda melepaskan diri dari rasa sakit hati.
Berbicara tentang upaya melepaskan diri dari sakit hati tentunya kita harus terlebih dahulu menjernihkan hati kita agar dapat memandang persoalan dengan jernih pula. Koreksilah diri sendiri, bersihkan hati dari kotoran temasuk iri, dengki, sirik, pelit, culas, dan lain sebagainya. Pastikan bukan diri Anda sebenarnya yang keliru atau terlalu sensitif, sehingga orang lain berbuat sesuatu yang wajar saja tetapi bagi Anda sudah
Bila hati nurani sudah dapat memastikan tidak ada yang salah dalam diri Anda, maka cara yang dapat Anda tempuh untuk melepaskan sakit adalah tersenyum tulus dan selalu menampilkan wajah ceria untuk melepaskan sakit hati terhadap orang yang sudah menyakiti hati Anda. Karena tanpa mereka sadari sebenarnya sikap buruk mereka justru mengasah hati nurani Anda semakin tajam. Anda sudah merasakan betapa tidak enaknya dihina, dihasut, difitnah, dimanfaatkan, dan lain sebagainya, sehingga Anda tidak akan berani melakukan sikap buruk yang sama. Secara tidak langsung mereka sudah menyebabkan kebaikan-kebaikan di dalam hati nurani Anda semakin indah terpancar dalam sikap maupun perbuatan Anda.
Berusahalah bersikap manis sebagai bentuk terima kasih kepada orang yang sudah menyebabkan Anda sakit hati. Bagaimanapun juga, mereka sudah menginspirasi Anda untuk mendidik diri sendiri maupun keturunan Anda untuk tidak melakukan sikap serupa. Sehingga, diri Anda maupun keturunan Anda nanti lebih terkontrol untuk tidak berbuat sesuatu yang dapat menyakiti orang lain.
Tanamkan dalam pikiran Anda bahwa orang-orang yang sudah menyakiti hati Anda itu memiliki andil yang sangat besar membesarkan tekad dan kemampuan Anda. Mereka sudah membuat Anda memiliki pribadi yang kuat dan sabar. Sehingga, Anda tidak mudah goyah menghadapi situasi sesulit apa pun dalam upaya mengejar cita-cita dan menjadi orang yang hebat.
Ini pengalaman pribadi ketika saya bekerja di sebuah perusahaan di Malaysia belasan tahun yang lalu. Seseorang sudah berbuat culas, sehingga karier dan investasi yang saya bangun dengan susah payah hancur lebur tak bersisa dalam sekejap mata. Terus terang waktu itu saya sangat terpukul dan sakit hati atas perbuatannya.
Cukup lama saya menyimpan rasa sakit hati pada atasan saya tersebut. Tetapi kemudian, saya berpikir alangkah bodohnya membiarkan kebencian merasuki pikiran saya. Susah payah saya merasakan sakitnya hati, sedangkan dia tidak ikut merasakan penderitaan saya.
Sejak saat itu saya bertekad untuk melupakan semua kenangan buruk dengan menumpahkan seluruh kekesalan pada selembar kertas lalu membakarnya. Saya bertekad bahwa kebencian saya harus lenyap seperti hancurnya kertas itu dimakan api. Memori akan perlakuan buruk itu saya jadikan semangat untuk memperbaiki keadaan, membangun usaha sampai akhirnya saya memiliki bisnis seperti sekarang ini.
Saya ingin menyimpulkan bahwa solusi paling tepat untuk melepaskan sakit hati sebenarnya hanyalah mengubah api kebencian itu menjadi api semangat untuk berbenah diri. Lepaskanlah sakit hati agar langkah Anda semakin ringan untuk mengejar impian yang lebih besar dan berarti dalam hidup Anda. Melepaskan sakit hati memungkinkan Anda menjadi manusia lebih baik dan hebat.[aho]
*Andrew Ho adalah seorang pengusaha, motivator, dan penulis buku-buku bestseller.Kunjungi websitenya di : www.andrewho-uol.com.
Senin, 04 Agustus 2008
Puisi special buat umi
Puisi cinta untuk Umi
Umi, kau memberikan separuh hidupmu
Memberikan banyak cinta untukku sepanjang hidupmu
Menjadi tempat mengaduku
Kau memberikan semangat untukku
Memberikan waktumu untukku
Hanya kau wanita yang paling kucintai di dunia ini
Umi, hanya kau yang mempunyai waktu untuk mencintaiku
Umi, hanya air matamu yang mengalir untukku
Umi, hanya engkau yang menyerahkan nyawamu untuk menyelamatkanku
Hanya ada uluran tanganmu ketika aku menangis
Hanya ada senyummu ketika aku bersedih
Hanya ada tawamu ketika aku senang
Umi, hanya engkau yang ada dalam hatiku
Umi, seandainya aku bisa menghapus air matamu
Seandainya umi tahu aku juga merasakan pedihnya hatimu
Aku merasakan jika umi sedang sedih
Tapi pangeran mudamu ini tidak dapat berbuat seperti yang umi lakukan padaku
Umi, seandainya aku bisa menggantikan kesedihan umi dengan tawaku
Seandainya aku bisa memberikan nyawa ini walau hanya separuh dari nyawaku
Seperti yang umi lakukan ketika melahirkan aku
Seandainya aku bisa menjadi tempat mengadumu
Seperti aku yang bisa mengadu padamu
Aku hanya ingin menyapu air matamu, mi....
Aku juga ingin merasakan perih dan pedih yang umi rasakan
Umi, sejuta cintaku
Sejuta kasihku
Sejuta perhatianku
Dan sejuta sujudku ditelapak kakimu....
Allah, angkatlah beban umiku....
Hanya engkau yang bisa
Karena hanya Engkau tempat mengadu umi....
Mi, aku mencintaimu dengan sepenuh hati dan jiwaku
Hanya untuk umi seorang...
Walau jauh darimu namun hatiku tentram mengingatmu
Rca Briptu. Arif Solihin
Buku2 yang dapat merubah hidup anda
membangun kekuatan dan kesabaran
dalam membangun suatu usaha